Laporan Pengolahan dan Pemasaran Dodol Durian
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN I
MAGANG AGRIBISNIS PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN DODOL DURIAN DI PERUSAHAAN DODOL PICNIC GARUT KOTA KECAMATAN GARUT KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA
BARAT
DEBY WULANDARI
NIRM. 04.1.17.0980
PROGRAM
STUDI PENYULUHAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN
PERTANIAN
POLITEKNIK
PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
KEMENTERIAN
PERTANIAN
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul
Laporan :Magang Agribisnis
Pengolahan Dodol di Perusahaan Dodol Picnic Garut Kota Kulon Kecamatan Garut
Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
Nama : Deby Wulandari
NIRM : 04.1.17.0980
Program
Studi : Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian
Menyetujui,
Pembimbing I
Cheppy wati, SP., M.Si
NIP19850120 201503 2 001
|
|
Pembimbing II
Wida Pradiana, SP., M.Si.
NIP19750301 200112 2 001
|
|
|
|
Mengetahui,
Ketua Ketua ProgramStudi
JurusanPertanian Penyuluhan PertanianBerkelanjutan
Rudi Hartono, SST., MP Ait
Maryani, SP., M,Pd
NIP 19820307
200604 1 001 NIP 19591009
198202 2001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini dengan baik. Laporan
ini Penulis susun untuk memenuhi syarat mengikuti kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I, dan sebagai acuan pelaksanaan selama kegiatan tersebut.
Dalam
penulisan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya, khususnya kepada yang terhormat :
1.
Dr.
Ir. Siswoyo, MP. Selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
2.
Ait
Maryani, SP., M.Pd Selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian
3.
Rudi
Hartono SST., MP ,Selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
4.
Cheppy
wati, SP., MSi.Selaku Pembimbing I.
5.
Wida
Pradiana, SP., M.Si. Selaku Pembimbing II.
6.
Pemerintah
Kota Kulon Kecamatan Garut Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
7.
Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan moral dan doa.
8.
Dikdik Zaenudin selaku pembimbing eskternal selama proses kegiatan
Praktek Kerja Lapangan
9.
Semua
pihak yang telah membantu baik dari segi moral maupun material dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari,
penulisan laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Demikian laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya
dan bagi penulis pada khususnya.
Bogor, Agustus 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PERSETUJUAN........................................................................i
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................. iii
DAFTAR
TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR
GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR
LAMPIRAN................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan......................................................................................... 2
C. Manfaat....................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Agribisnis................................................................................... 4
B.
Buah
Durian ............................................................................. 5
C.
Dodol
........................................................................................ 6
D.
Bahan
Bahan Pembuatan Dodol............................................... 8
E.
Proses
Produksi Dodol............................................................... 10
F.
Pemasaran................................................................................. 11
III. METODE
PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat...................................................................... 14
B. Materi Kegiatan........................................................................... 14
C. Prosedur Pelaksanaan.................................................................14
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Profil
Perusahaan....................................................................... 16
B.
Lokasi
dan Letak Geografis....................................................... 19
C.
Teknologi
Pengolahan............................................................... 20
D.
Pemasaran
................................................................................ 48
V. KESIMPULAN................................................................................. 54
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... vii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Standar Mutu
Dodol..............……………………………. 6
2. Komposisi Beras
Ketan.................................................. 8
3. Nilai Gizi Santan Kelapa................................................. 9
DAFTAR
GAMBAR
Gambar Halaman
1. Rantai
Pemasaran......................................................... 13
2. Gula
Pasir..................................................................... 22
3. Mentega
...................................................................... 25
4. Selai
............................................................................. 27
5. Mesin
Penggilimg Beras Ketan kering ....................... 28
6. Mesin
Penggiling Beras Ketan Basah......................... 29
7. Ayakan
....................................................................... 30
8. Mesin
Mixer................................................................. 31
9. Mesin
Pemarut Kelapa................................................. 31
10. Mesin
Perajang Kelapaa.............................................. 33
11. Mesin
Centrifugal........................................................ 32
12. Pengaduk
Dodol.......................................................... 33
13. Pembuatan
Mata Ula.................................................... 34
14. Pemasakan
Lemak........................................................ 36
15. Proses
Pemasakan Tahap I.......................................... 37
16. Proses
Pemasakan Tahap II........................................ 38
17. Proses
Pemasakan Tahapan III................................... 39
18. Proses
Peloyangan....................................................... 40
19. Proses
Penimbangan.................................................... 41
20. Proses
Pendinginan..................................................... 42
21. Proses
Pengecilan Dodol............................................ 43
22. Proses
Pengemasan...................................................... 43
23. Proses
Karantina.......................................................... 44
24. Proses
Pengemasan Sekunder...................................... 45
25. Proses
Pengemasan Karton.......................................... 45
26. Proses
Pengemasan Gift I........................................... 46
27. Proses
Pengemasan Gift II.......................................... 47
28. Proses
Kemasan Kardus.............................................. 47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Busines
Plan
2.
Lembar
Kegiatan
3.
Jadwal
Palang Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dodol merupakan salah satu
contoh makanan tradisional di Jawa Barat, khususnya daerah Kabupaten Garut. Salah
satu kabupaten di Indonesia yang masih didominasi oleh kawasan pertanian adalah
kabupaten Garut. Kabupaten Garut merupakan wilayah yang berada di bagian
selatan Jawa Barat. Luas kabupaten Garut meliputi areal 306.519 ha dari luas
wilayah Provinsi Jawa Barat. Topografi kabupaten Garut didominasi oleh
pegunungan serta memiliki hari hujan yang sangat efektif untuk mendukung
pertumbuhan tanaman pangan dan hortikultura. Sehingga kabupaten Garut
menghasilkan rata-rata produksi yang tinggi untuk setiap komoditas yang
ditanam. Pengembangan buah durian di Garut memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah yang akan disebarkan lebih
luas lagi di kabupaten Garut, Jawa Barat, sebagai upaya mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sektor agribisnis di Garut
Dodol termasuk jenis
makanan yang mempunyai sifat agak basah sehingga dapat langsung dimakan tanpa
dibasahkan terlebih dahulu (rehidrasi) dan cukup kering sehingga dapat stabil
selama penyimpanan. Makanan semi basah memiliki kadar air 20-50%. Nilai ini tergantung dari bahan padat yang
menyertainya ( Satiawihardja, 1994).
Bagi
masyarakat Garut, dodol picnic adalah kebanggaan lokal yang mampu menggerek
citra daerah sebagai tujuan wisata hingga kini. Beberapa warga sudah mulai
memproduksi dodol untuk skala rumahan. Karena memang bahan dasarnya dan
melimpah di Garut. Produsen
dodol terbesar di Kabupaten Garut adalah PT. Herlinah Cipta Pratama, dodol yang
di produksi memiliki berbagai bentuk dan ukuran dengan berbagai rasa.
PT. Herlinah Cipta Pratama
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan olahan. PT.
Herlinah Cipta Pratama merupakan perusahaan terbesar penghasil dodol garut.
Industri ini terletak di Jalan Pasundan NO 102, Kabupaten Garut. Produk yang
diproduksi yaitu berbagai jenis varian dodol yang diklasifikasikan menjadi dua
yaitu dodol picnic standard dan dodol picnic spesial.
Buah durian mengandung
sekitar 375 kalori, yang terdapat di dalam 1 cangkir porsi buahnya. Buah durian
juga mengandung lemak namun dalam jumlah lemak yang sedikit, yaitu sekitar 13
gram per potrsi untuk 33% dari kalori. Durian juga mengandung protein sebanyak
3,6 gram, dan juga mengandung vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh dalam satu
hari, oleh sebab itu diperlukan penanganan pasca panen yang tepat, salah satu
bentuk pengolahan durian yaitu pengolahan menjadi dodol durian. Durian yang
diolah menjadi dodol diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada durian,
buah durian yang memiliki banyak kandungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan dodol. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan Praktik Kerja Lapang
dengan judul “Pengolahan dan Pemasaran Dodol Durian di Perusahaan Dodol Picnic
Garut Kota Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat”.
Kegiatan yang dilakukan
selama praktik kerja lapangan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pengalaman bagi mahasiswa mengenai kondisi nyata yang terjadi dalam suatu
kegiatan industri, terutama pada teknologi pengolahan dan pemasaran yang
merupakan aspek penting dalam keberhaasilan suatu industri agara produknya
mampu bersaing dengan baik.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan pkl ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam :
1.
Mengetahui
prosedur pengolahan hingga pemasaran dodol rasa durian di perusahaan dodol
picnic Kota Kulon, kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat
2.
Meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam merencanakan wirausaha berbasis subsistem agribisnis pengolahan dodol rasa
durian dengan baik dan benar
3.
Menganalisa
permasalahan dan pemecahan masalah pada agribisnis pengolahan dodol rasa durian
4.
Menumbuhkan
mental/jiwa wirausaha, rasa percaya diri, teguh, kreatif, inovatif, dinamis,
dan bertanggung jawab
C. Manfaat
Dalam kegiatan ini diharapkan
memberikan manfaat bagi kami selaku mahasiswa berupa :
1.
Memahami
kegiatan, prosedur kegiatan hungga pemasaran dodol rasa durian secara langsung
dalam menindak lanjuti permintaan konsumen dodol rasa durian di perusahaan
dodol picnic
2.
Meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam merencanakan wirausaha pertanian
3.
Meningkatkan
pengetahuan mahasiswa dalam menganalisis permasalahan dan merumuskan pemecahan
masalah pada usaha agribisnis
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Agribisnis
Agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terkait mulai
dari sistem hulu sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang
ada dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. (Saragih,1997)
Industri hulu adalah sektor yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian
serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian.
Sementara industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi
bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industry pascapanen
dan pengolahan hasil pertanian. Adapun kelima mata rantai atau subsistem
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Subsistem Penyediaan
Sarana Produksi
Subsistem penyediaan sarana produksi menyangkut kegiatan pengadaan dan
penyaluran. Kegiatan ini mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana
produksi, teknologi dan sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input
usahatani memenuhi kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu
dan tepat produk
b.
Subsistem Usaha Tani atau Proses Produksi
Subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan
ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola
usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer.
c.
Subsistem Agroindustri/Pengolahan Hasil
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di
tingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan
pasca panen produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan
maksud untuk menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut
d.
Subsistem Pemasaran
Subsistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan
agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem
ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence
pada pasar domestik dan pasar luar negeri
e.
Subsistem Penunjang
Subsistem ini merupakan
penunjang kegiatan pra panen dan pasca panen yang meliputi sarana tataniaga,
perbankan/perkreditan/penyuluhan agribisnis, kelompok tani, infrastruktur
agribisnis, koperasi agrbisnis, bumn, swasta, penelitian dan pengembangan,
pendidikan dan pelatihan, trasportasi, kebijakan pemerintah.
B. Buah Durian
Durian merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama
dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja.
Sebagian literatur menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah
tropis asli Indonesia (Rukmana, 1966).
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh belantara yang beriklim panas
(tropis). Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di
dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan
iklim basah, suhu udara 250 - 320 C, kelembababn udara
sekitar 50 – 80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50%. Klasifikasi
Manfaat tanaman durian selain buahnya sebagai makanan buah segar dan
olahan lainnya, juga terdapat manfaat dari bagian lainnya yaitu :
1. Tanamannya
sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring
2. Batangnya
untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setara dengan kayu sengon
sebab kayunya cenderung lurus
3. Bijinya
yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berp[potensi sebagai alternatif
pengganti makanan.
4. Kulit
dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, juga dapat digunakan untuk campuran
media tanaman di dalam pot, serta sebagai campuran bahan baku papan olahan
serta produk lainnya.
5. Bunga
dan buah mentahnya dapat dijadikan makanan, antara lain dibuat sayur.
Bagian utama dari
tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial cukup tinggi adalah
buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi segar, juga dapat diolah
lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun pencampur minuman seperti
dibuat kolak, bubur, keripik, dodol, tempoyak, atau penambah cita rasa ice
cream.
C. Dodol
Dodol menurut SNI 01-2986-1992 merupakan makan semi basah yang
pembuatannya dari tepung beras ketan , santan kelapa, dan gula tanpa penambahan
bahan makanan dan tambahan makanan lain yang diijinkan, yang hasilnya merupakan
adonan berbentuk padatan yang cukup elastis berwarna coklat muda sampai coklat
tua.
Daerah-daerah di Indonesia mengenal dodol dengan nama yang berbeda-beda.
Bila di daerah Garut terkenal dengan nama dodol garut, maka di Kudus lebih
terkenal dengan nama jenang, dan di Sumatra Barat dikenal dengan nama galamai.
Hal ini menunjukkan bahwa dodol disukai oleh berbagai golongan, sehingga
potensi pemanfaatan berbagai sumber daya lokal sebagai bahan baku dodol masih
sangat besar
Keawetan pangan semi basah sangat tergantung oleh kadar airnya. Daya simpan
makanan semi basah seperti dodol dipengaruhi oleh komponen penyusunnya,
aktivitas mikroba, teknologi pengolahan dan sanitasinya, sistem pengemasan seta
penggunaan bahan pengawet ( Haliza, 1992). Pada umumnya produk dodol
dikehendaki dalam kondisi kadar air yang cukup rendah. Pada kondisi kadar air
yang tinggi bisa menyebabkan timbulnuya kapang atau jamur yang akan menurunkan
mutu dodol tersebut ( Hermanto, 2007).
Standar mutu dodol menurut SNI 01-2986-1992 dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1 : Standar Mutu Dodol
No
|
Kriteria uji
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Keadaan
1.1
Bau
1.2
Rasa
1.3
Warna
Air
Jumlah
gula sebagai sakarosa
Protein
(N x 6,25)
Lemak
Bahan
tambahan makanan
Pemanis
buatan
Cemaran
logam
9.1 Timbal (Pb)
9.2 Tembaga (Cu)
9.3 Seng (Zn)
Arsen
(As)
Cemaran
mikroba
10.1 angka lempeng total
10.2 Escherica coli
10.3 kapang dan khamir
|
%b/b
%b/b
%b/b
%b/b
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Mg/kg
Koloni/g
APM/g
Koloni/g
|
Normal
Normal, khas
Normal
Maks 20
Min 45
Min 3
Min 7
Sesuuai SNI.0222-M dan peraturan Men Kes NO
722/Men.Kes/Per/IX/88
Maks 1,0
Maks 10,0
Maks 40,0
Maks 0,5
Maks 5,0x102
< 3
Maks 1,0 x 102
|
Dodol berkualitas baik adalah dengan tekstur tidak terlalu lembek,
bagian luar mengkilap akibat adanya pelapisan gula atau glazing, rasa yang khas dan jika mengandung minyak tidak terasa
tengik. Beberapa jenis dodol yang berlemak menjadi tengik akibat adanya kerja
enzim lipase yang tahan panas ( Satiawiharja, 1994).
D. Bahan- Bahan Pembuatan Dodol
a. Tepung
Beras Ketan
Tepung ketan merupakan
bahan utama dalam pembuatan dodol garut. Tepung ketan memberi sifat kental
sehingga membentuk tekstur dodol menjadi elastis. Kadar amilopektin yang tinggi
menyebabkan sangat mudah terjadi gelatinisasi bila ditambah dengan perlakuan
pemanasan. Hal ini terjadi karena adanya pengikatan hidrogen dan
molekul-molekul tepung ketan (gel) yang bersifat kental.
Beras ketan termassuk
serealia yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai makanan
pokok manusia, pakan ternak, dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai
bahan bakunya. Komposisi beras ketan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 : Komposisi Beras Ketan
Komponen Jumlah
|
Kalori ( kkal)
362
Protein (g)
6,7
Lemak (g) 0,7
Karbohidrat (g)
79,4
Air (g)
12,0
|
Pati yang dihasilkan
beras ketan disebut dengan tepung ketan. Tepung ketan dapat diperoleh dengan
cara perendaman beras ketan selama 2-3 jam. Setelah itu, beras ketan dicuci
bersih dan ditiriskan. Selanjutnya, beras ketan digiling dan diayak dengan
ayakan berukuran 80 mesh sampai diperoleh tepung ketan yang halus. Semakin
halus tepung ketan yang dugunakan maka akan semakin baik karena akan
mempercepat proses pengentalan dodol
b. Gula
Pasir
Gula merupakan senyawa
organik yang penting sebagai bahan makanan sumber kalori. Fungsi gula memberi
rasa manis dan khas, melunakkan adonan, dan meningkatkan warna dan atroma yang
khas. (Gautara dan Sooesarsono, 2005)
c. Santan
Santan kelapa adalah
cairan berwarna putih susu yang diperoleh dengan melakukan pemerasan daging
buah kelapa yang telah diparut dengan penambahan air dalam jumlah tertentu.
Santan yang digunakan yaitu santan kental. Santan kental penting dalam
pembuatan dodol, karena banyak mengandung lemak sehingga dihasilkan dodol yang
mempunyai rasa yang lezat dan membentul tekstur kalis.
Pembuatan santan dapat
dilakukan dengan cara kelapa dikupas kemudian diambil dagingnya. Setelah itu
daging buah dicuci dan diparut dengan alat parut sederhana atau alat pemarut
kelapa. Kelapa yang sudah diparut tersebut kemudian ditambah air hangat,
kemudian diperas. Perasan pertama akan diperoleh santan yang kental.
Selanjutnya ampas ditambahkan air kembali dan diperas kembali hingga diperoleh
santan yang encer
Santan dipilih dari
kelapa yang sudah tua, masih segar dan bersih. Penggunaan santan sesuai dengan
ukuran. Penggunaan santan yang terlalu banyak menyebabkan hasil dodol yang
lembek dan cepat tengik. Penggunaan santan yang kurang akan mengakibatkan rasa
dodol kurang gurih dan tekstur dodol kurang kalis.
tabel 3 : Nilai Gizi Santan
Kelapa
Komponen gizi
|
Sasntan murni
|
Air
|
Protein
|
4, 20 gram
|
2,00 gram
|
Lemak
|
34,30
|
10,00 gram
|
Karbohidrat
|
5,60
|
7,60 gram
|
Aaairaa
|
54,90
|
80,00 gram
|
Ph
|
|
6,25
|
d. Garam
Garam ini berfungsi
untuk menetapkan rasa manis pada dodol, memberikan rasa gurih, menimbulkan rasa
lezat dan membantu menghindari pertumbuhan bakteri sehingga memperpanjang daya
simpan
E. Proses Produksi Dodol.
Kualitas dodol garut dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah
proses produksi yang dilakukan. Dodol darut umumnya dibuat melalui beberapa
tahapan proses yakni mulai dari persiapan bahan, pemasakan, pendinginan,
pemotongan dan pengemasan,
1. Persiapan
bahan
Bahan-bahan
yang dibuat untuk pembuatan dodol garut dipersiapkan untuk memenuhi formula
yang telah diciptakan. Bahan yang telah disiapkan kemudian dicampur dalam wajan
besar untuk dilakukan pemanasan
2. Pemasakan
Bahan-bahan yang telah
dicampur dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk-aduk selama kurang lebih satu
jam sampai terbentuk adonan yang agak kental dan berwarna coklat. Apabila
adonan telah menjadi kental dan berwarna coklat maka ditambahkan tepung ketan. Tepung
ketan sebelumnya telah dicairkan menggunakan air dengan perbandingan 1:1 atau
sejumlah air dapat melarutkan sambil diaduk sehingga tidak terdapat gumpalan
tepung.
Proses selanjutnya
adalah pemasakkan sampai diperoleh adonan yang pekat, tidak lengket dan
berwarna coklat tua yaitu selama tiga jam. Pada proses pemasakan ini pengadukan
harus terus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerak pada bagian bawah dari
wajan
3. Pendinginan
Proses pendinginan
dilakukan dalam loyang yang telah beralas plastik serta telah di olesi mentega
untuk memudahkan pada waktu pelepasan dodol dari tempatnya. Pendinginan ini
dilakukan sekitar 12 jam lamanya agar dodol menjadi dingin dan keras sehingga
mudah dipotong
4. Pemotongan
Pemotongan dodol
dilakukan bertujuan untuk memperkecil dan menyeragamkan ukuran dodol.
Pemotongan dodol dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan.
5. Pengemasan
Pengemasan pada dodol
berperan untuk mencegah dan memperlambat terjadinya kerusakan yang lebih cepat
pada bahan makanan. Bahan yang digunakan untuk
bahan kemasan sangat berpengaruh besar kepada lama penyimpanan bahan
makanan, kemasan yang digunakan dalam pengemasan dodol merupakan kemasan food grade yang dapat memenuhi standar
keamanan pangan serta dapat menjaga kualitas dan keamanan produk dodol yang
dikemas (Asih, 2011)
F. Pemasaran
PT. Herlinah Cipta Pratama saat ini telah memasarkan produksinya
meliputi sebagian besar wilayah dalam negeri. Pemasaran produk dalam negeri PT.
Herlinah Cipta Pratama mencapai sebagaian wilayah Pulau Jawa, Pula Sumatera dan
beberapa daerah di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.
Produk dodol picnic didistribusikan melalui empat tingkat saluran
pemasaran, yaitu produsen, agen, pengecer dan konsumen. Perusahaan dapat
menggunakan tiga tingkat saluran pemasaran yaitu produsen, pengecer dan
konsumen. Hal ini dilakukan apabila pasar tidak terjangkau oleh grosir.
PT Herlinah Cipta Pratama menempatkan agen-agen penjualan pda beberapa
daerah di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Bali, yang dimaksudkan untuk
memperlancar pemasaran produk. Pendistribusian ke Pulau Kalimantan dan Pulau
Sulawesi dilakukan oleh agen yang berada di Surabaya. Sedangkan di Pulau Jawa
perusahaan memiliki tiga koordinator pemasaran, yaitu koordinator pemasaran
daerah Jawa Barat, koordinator daerah Jawa Tengah dan koordinator daerah Jawa
Timur.
PT. Herlinah Cipta Pratama juga pernah melakukan promosi melalui media
cetak dan radio. Selain itu perusahaan juga melakukan promosi dengan menjadi
sponsor beberapa kegiatan seperti pasar malam, sponsor kegiatan olahraga dan
ibadah haji yang bekerja sama dengan Garuda Airlines untuk menjunjang pemasaran
peroduknya,
Sedangkan untuk pemasaran diluar negeri seperti Malaysia, Hongkong,
Singapura, Timur Tengah, dan Brunei Darussalam tidak berjalan lagi. Hal itu
disebabkan banyaknya sistem standarisari, dan penjulan diluar negeri tidak
diutamakan, sehingga tidak dipasarkan kembali ke luar negeri.
1. Teknik
Pemasaran
Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam memasarkan produk yang dihasilkan
baik itu barang maupun jasa sangat dibutuhkan teknik pemasaran yang baik dan
tepat, sebab teknik dalam memasarkan sebuah produk meruapakan ujung tombak bagi
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Teknik pemasaran adalah cara atau langkah-langkah dalam melakukan penjualan
suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
penjualannya. Pendapat lain mengatakan,
teknik pemasaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh penjual untuk
mempengaruhi pembeli. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
teknik pemasaran adalah langkah-langkah atau cara-cara seseorang atau lembaga
perusahaan dalam melakukan penjualan produk barang atau jasa.
2.
Rantai Pemasaran
Gambar 1 ( rantai pemasaran )
3. Cara –pemasaran produk
a.
Gunakan Media Sosial/ Internet Marketing
Dengan media social ini /
internet marketing adalah strategi paling efektif dan mudah dalam mempromosikan
usaha. Kita dapat memperkenalkan produk tanpa terbatas ruang dan waktu dan juga
secara gratis.
b.
Bagi-bagi produk sample
Sering kita jumpai kadang di
pasar dan swalayan kita, diminta mencicipi produk tertentu, seperti susu atau
cemilan. Nah bagi bagi produk sample ini juga adalah cara pemasaran produk yang
efektif. Membagikan sample gratis dengan di barengi menawarkan promo yang
sedang berjalan, membuat daya tarik untuk calon konsumen.
c.
Tempatkan produk ditempat yang tepat
Dalam usaha
penjualan, cara pemasaran produk yang
berikutnya adalah tempatkan produk di tempat yang tepat sesuai pasarnya.
Misalnya produk untuk anak- anak, lakukanlah strategi promosi di dunia anak-anak,
bisa di sekolah-sekolah, taman bermain ataupun tempat rekreasi anak. Apabila
untuk kalangan ibu-ibu lakukanlah strategi promosi di pasar, swalayan dsb.
III.
METODE
PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Dilaksanakan pada semeser IV
selama 54 hari pada tanggal 24 juni sampai tanggal 16 agustus 2019. Di PT. Herlina Cipta Pratama kota Kota Kulon,
Kec Garut, Kab Garut, Provinsi Jawa Barat
B. Materi kegiatan
Materi yang dipelajari pada praktik kerja lapangan yang akan
dilaksanakan di PT. Herlinsh Cipta Pratama, antara lain :
1. Business
plan
2. Gambaran
umum perusahaan
a. Sejarah
perusahaan dan perkembangan perusahaan
b. Lokasi
dan kondisi geografis
3. Teknologi
pengolahan
a. Bahan
baku
b. Proses
dan peralatan produksi
c. Penjaminan
mutu
d. Penanganan
limbah
4. Distribusi
dan Pemasaran
C.
Prosedur
Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ini akan berlangsung di
perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan. Produk yang dihasilkan dari
perusahaan berupa dodol buah dengan berbagai rasa akan tetapi dalam praktik ini
hanya terfokus pada satu rasa yaitu dodol rasa durian. Bentuk kegiatan
praktiknya melihat langsun dan melaksanakan proses pembuatan dodol. Melakukan
pemilihan bahan dan membuat komposisi bahan yang digunakan dalam pembuatan.
1. Menyusun
Strategi Pemasaran
Konsep marketing merupakan
salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha. Baik peluang
usaha baru maupun usaha yang telah lama dirintis, baik usaha kecil maupun usaha
yang telah berkembang sekalipun. Semuanya membutuhkan konsep marketing untuk
mengembangkan usaha yang dijalankan. Hal itu pulalah yang dihadapi oleh usaha
kecil yang saat ini banyak bermunculan.
Merencanakan strategi pemasaran yang
tepat untuk menarik minat konsumen pada usaha kecil masih sangatlah sulit.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha kecil tentunya
dengan fokus pada strategi pemasaran.Dengan terbatasnya anggaran marketing yang
dimiliki usaha kecil, bukan berarti menjadikan usaha kecil kalah dengan usaha
skala besar. Untuk itu kita harus lebih kreatif dengan anggaran biaya yang
minim untuk menghasilkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut beberapa cara
untuk mengoptimalkan pemasaran dengan anggaran terbatas :
a. Bekerjasama
dengan pengusaha atau rekan untuk pemasangan iklan
b. Mencoba
mengirimkan penawaran produk kepada pelanggan serta memberikan potongan harga
untuk paket pembelian tertentu.
c. Perkenalkan
produk dan usaha melalui media gratis, hal ini akan membantu pencarian para
konsumen tentang produk yang Anda tawarkan. Misalnya saja publikasi melalui internet.
d. Libatkan
lingkungan yang ada disekitar usaha, dalam salah satu kegiatan yang usaha Anda
laksanakan. Ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara publikasi gratis kepada
masyarakat sekitar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Profil
Perusahaan
Sejak lama, Garut terkenal sebagai penghasil makanan dodol yang memilki
cita rasa yang khas. Produk tersebut banyak digemari masyarakat luas. Potensi
inilah yang mendorong H. Iton Damiri, pada tahun 1949 merintis usaha pembuatan
dodol garut. Pada tahun 1949 merintis usaha pembuatan dodol garut. Pada waktu
itu perusahaan masih berskala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
5 orang dan daerah pemasrannya terbatas disekitar Garut saja, dan merk yang
dikeluarkan “Halimah”. Nama halimah itu sendiri diambil dari nama adik Bapak
Iton yang perempuan.
Pada tahun 1950 mengeluarkan merk baru “ Fatimah”. Pada tahun 1954
pabrik yang semula dijalan Gunung Payung No 21 pindah ke jalan Ciledug No 195,
serta merk “Fatimah” diganti lagi dengan merk dagang “Purnama” dengan kemasan
berupa kertas minyak dan kemasan sekunder berupa plastik Poly Vinyl Cloride (PVC) dengan berat dodol 200 gram per pak
Pada tahun 1955 perusahaan terus melakukn perbaikan, pengembangan produk
dan kemasan yang lebih baik, kemasan kertas minyak diganti dengan kertas roti
yang berbentuk kantong dan setiap kantong memiliki bobot 500 gram, serta
perluasan daerah pemasaran meliputi kota-kota besar di Pulau Jawa.
Pada tahun 1957 perkembangan perusahaan semakin meningkat oleh karena
itu H. Iton Damiri mengajak adiknya yaitu Aam mawardi untuk bekerja sama dalam
mengelola perusahaan. Nama perusahaan yang digunakan yaitu Herlinah yang
diambil dari salah satu nama adik Bapak Aam Mawardi, sedangkan merk dagang yang
digunakan mengalami perubahan menjadi bernama “picnic” atas prakarsa Bapak Aam
Mawardi, asal usul nama picnic itu sendiri bermula dari nama sebuah swalayan di
pasar koja, Bandung yang menjual makanan dengan kelas menengah keatas. Di masa
itu, swalayan berama “picnic” tersebut dipandang sebagai took untuk kaum elit.
Dodol yang dianggap makanan kampung pun tak bisa masuk. H. Iton tak habis akal,
dodol buatannya pun sengaja diganti namanya dengan merk dagang “picnic”. Dengan
berbagi usaha, dodol itupun bisa masuk ke Swalayan picnic dan mulai terkenal.
Oleh karena itu, merk dagang picnic digunakan agar lebih dikenal oleh
maasyarakat luas dan dilakukan perbaikan kemasan agar lebih menarik dan
diminati konsumen. Kemasan baru yang digunakan dari karton duplek dengan isi
satu kilogram mulai digunakan untuk mengemas dodol dengan menggunakan merk
dagang Picnic. Kemasan tersebut memiliki warna dasra putih dengan strip biru
disertai dengan gambar buah-buahan yang bisa ditambahkan pada dodol sebagai
penambah cita rasa.
Pada tanggal 14 Agustus 1959 merk dagang picnic dengan bentuk kemasan
tersebut didaftarkan ke Direktorat Patent dengan nomor 67595. Sekitar tahun
1969 pemasaran dodol dengaan merk Picnic mulai dipasarkan ke mota-kota besar di
Pulau Jawa dan mulai menyebar ke daerah-daerah di Pulau Jawa. Kemasan yang paling
diminati oleh konsumen adalah kemasan isi 500 gram.
Pada tahun 1972 Aam Mawardi meninggal dunia di usia muda. Kemudian
perusahaan tersebut tidak mungkin digantikan oleh anak-anak dari Bapak Aam
Mawardi dan H. Iton masih terlalu muda untuk memimpin perusahaan , maka
perusahaan dipimpin oleh H. Mukhsin yang merupakan kakak dari Aam Mawardi.
Beliau membantu jalannya usaha bersama H. Iton Damiri sebagai penanggung jawab
pelaksana. Bapak H, mukhsin ini juga diangkat sebagai panitia Higiene Makanan
Departemen Ri dengan nomor MD 2010150.
Tahun 1973 perkembangan perusahaan berlangsung sasngat pesat, ini
menjadikan banyak yang mengikuti jejak picnic seperti pengunaan merk dagang
yang hampir sama dengan picnic. Untuk mensiasatinya, perusahaan melakukan
desain ulang pada kemasan yang digunakan. Tujuananya untuk menghindari
persaingan yang tidak baik yaitu terjadinya pemalsuan. Perusahaan mendesain
ulang kemasan dodol dengan menggunakan kemasan yang berlatar belakang warna
merah muda dan garis keemasan dan bergambar buah-buahan. Pemilihan warna merah
muda dipilih karena pada waktu itu masih sangat jarang perusahaan dodol lain
untuk membuat kemasan berwarna merah muda.
Perkembangan produksi yang semakin meningkat mendorong perusahaaan untuk
mencari lokasi pabrik uang lebih besar untuk meningkatkan jumlah produksi, maka
untuk itu lokasi perusahaan dipindahkan ke lokasi yang lebih luas yaitu
terletak diaerah pasundan No. 102, Garut, Jawa Barat. Pada tahun 1979 pabrik
dengan luas area 7000 m2 mulai
dibangun pada tahun 1980 pabrik selesai dibangun dan siap untuk digunakan.
Tujuan pendirian pabrik yang besar adalah untuk meningkatkan kemajuan
perusahaan. Pada tahun 1986 status perusahaan yang pada awalnya merupakan
perusahaan perseorangan atau keluarga diubah menjadi bentuk badan hukum yang bernama
PT. Herlinah Cipta Pratama dengan kapasitas produksi sebesar 4 ton/hari.
Kepemimpinan H.mukhsin berakhir sampai tahun 1998 terjadi regenerasi
kepemimpinan diperusahaan dimana H. Ato Hermanto dipercaya menjadi direktur
perusahaan. Sejak saat itu perusahaan melakukan berbagai upaya perbaikan,
penyempurnaan, dan pengembangan dalam berbagai bidang diperusahaan meliputi
manajemen, produksi, pengembangan produk, pemasaran, administrasi, sumber daya
manusia, dan diversifikasi produk aneka dodol Garut. Pengembangan produk dodol
yang paling menarik peminat konsumen yaitu diciptakannya dodo aneka rasa dan
aneka buah yang dikemas menggunakan plastik OPP (Orientd poly propilen) seperti kemasan permen sacshet, pengembangan
dodol berbasis cokelat yang diberikan
merk dagang “Choco-dol”.
Pada tahun 2000-an perusahaan mulai mencoba memasrakan produk luar
negeri seperti singapura dan malaysia melalui pameran-pameran. Dalam kurun waktu
57 tahun bergerak di bidang industri Dodol Garut Picnic banyak berprestasi dan
penghargaan yang pernah diraih oleh PT. Herlinah Cipta Pratama diantaranya
Penghargaan Upakarti tahun 1990, Penghargaan Siddhakarya dibidang produktivitas
tahun 1995, Penghargaan Paramakarya dibidang produktivitas tahun 1996,
Penghatgaan Indonesia Development Citra Award 1998-1999 dan penghargaan
lainnya.
B.
Lokasi
dan Letak Geografis Perusahaan
PT. Herlinah Cipta Pratama terletak dijalan Pasundan No 102, Kabupaten
Garut, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi suatu perusahaan merupakan hal
penting yang harus diperhatikan, karena tepatnya pemilihan lokasi perusahaan
dapat menunjang keberhasilan dalam peroolehan keuntungan maupun dalam hal
melawan persaingan. Letak Geografis PT. Herlinah Cipta Pratama diantaranya :
a. Sebelah
Barat : berbatasan dengan Jalan Pasundan
b. Sebelah
Timur : berbatasan dengan sungai Cipeujeuh
c. Sebelah
Utara : berbatasan dengan rumah panti asuhan
d. Sebelah
selatan : berbatasan dengan puskesmas Pasundan
Keadaan lingkungan sekitar perusahaan serta lokasi pabrik
dan letak geografisnya dipandang cukup strategis dan sangat mendukung
perkembangan perusahaan sehinggan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan
seperti :
a. Berada
dipusat Kota Garut dan berada pada jalur lintas Bandung-Garut Tasikmalaya
sehungga mempermudan dalam tramsportasi, penyediaan bahan baku dan pemasaran
b. Memudahkan
dalam hal pengadaan bahan baku yang diperoleh di sekitar Garut
c. Terjangkau
oleh jaringan pipa PDAM dan jaringan listrik untuk penyeediaan air bersih dan
listrik
d. Mudah
dalam mendapatkan tenaga kerjja karena letak pabrik yang dekat dengan pemukiman
penduduk
e. Mudah
dalam pembuangan air limbah cair karena letak pabrik yang berdekatan dengan
sungai Cipeujeuh
PT. Herlinah Cipta Pratama mempunyai luas tanah sebesar
7000 M2 dengan luas bangunan
4.500 M2 yang
terdiri lima bangunan utama yang terpisah. Bangunan pertama adalah ruang
perkantoran dan staff, aula, gudang bahan, ruang penyimpanan peti, dan masjid.
Bangunan kedua yaitu rumah dodol, sementara bagunan ketiga terdiri dari ruang
pemasakan divisi II, ruang pendinginan, ruang pengemasan, ruang penggilingan
beras ketan kering, bengkel, gudang mesin dan ruang administrasi produksi.
Bangunan ke empat yaitu ruang pemarutan kelapa, ruang penyaringan kelapa, ruang
penggilingan bberas ketan basah ruang pembuatan santan dan pengadukan adonan.
Bangunan keliama merupakan bangungan bterbesar yang meliputi ruang pemasakan
disvisi I, ruang pendinginan, ruang pemotongan, ruang pembungkusan, ruang
pengemasan, ruang gudang bahan penunjang, ruang kantor, gudang produk jadi, dan
bangunan koperasi yang terpisah. Pengaturan tata letak pada bangunan pabrik
diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu akivitas selama proses produks
berlangsung sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi.
C. Teknologi Pengolahan
1. Bahan
baku utama
Bahan baku utama yang
digunakan dalam proses oembuatan dodol rasa durian yaitu tepung beras ketan,
kelapa dan gula pasir.
a. Tepung
Beras Ketan’
Tepung beras ketan
merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan dodol. Tepung beras ketan
merupakan komponen terbesar yang digunakan dalam pembuatan dodol. Kandungan
pati yang terdapat didalam beras ketan mengandung amilopektin yang tinggi.
Tepung beras ketan yang
digunakan untuk proses pembuatan dodol berasal dari penggilingan beras ketan
yang didapat dari daerah Garut, karena beras ketan Garut dipercaya lebih unggul
dibandingkan dengan beras ketan daerah lain. Jika pasokan beras ketan dari
Garut kurang makan ditambah beras ketan yang berasal dari Subang. Kebutuhan
tepung beras ketan persatu adonan adalah 40 kg.
Jenis beras ketan yang
digunakan dalam pembuatan dodol PICNIC adalah jenis pare atau lusi. Syarat
beras ketan yang diterima oleh pabrik harus memiliki mutu yang baik, yaitu
kering, berwarna putih dan mempunyai kadar air 14-15% . tepung beras ketan
diperoleh dari penggilingan beras ketan dengan dua tipe cara yaitu cara
penggilingan kering dan penggilingan basah. Untuk proses pembuatan tepung beras
ketan basah dilakukan perendaman beras
b. Kelapa
Kelapa merupakan bahan
pangan serbaguna, dapat dimanfaatkan dari akar sampai sampai daunnya. Daging
buah kelapa adalah bagian yang paling banyak digunakan untuk produk-produk
pangan. Kelapa adalah salah satu sumber minyak dalam protein yang penting, yang
dapat diolah menjadi minyak dan santan.
Kelapa yang digunakan
diperoleh dari daerah Ciamis. Kelapa yang digunakan dalam proses pembuatan mata
ula adalah kelapa tua. Pengiriman kelapa dilakukan apabila terdapat pemesanan
kelapa ke penjual kelapa dan kebutuhan kelapa parut 25 santan kg per adonan.
Daging buah kelapa
diolah menjadi santan dan kemudian digunakan untuk proses pembuatan mata ula
yang digunakan sebagai bahan pencampuran dalam proses pembuatan dodol
Santan yang digunakan
untuk proses pembuatan mata ula berfungsi untuk menambah aroma, cita rasa khas dodol, memperpanjang
umur simpan dodol, menghasilkaan adonan yang lebih homogen serta produk dodol
yang dihasilkan menjadi lebih baik. Selain itu santan juga berfungsi sebagai
pelicin adonan pada waktu proses oembuatan bubur dan memberikan ras gurih pada
dodol yang dihasilkan.
c. Gula
Pasir
Gula pasir berasal dari
cairan sari tebu. Setelah dikristalkan, sari tebu akan mengalami kristalisasi
dan berubah menjadi gula berwarna putih bersih atau putih agak kecoklatan. Gula
pasir memiliki kandungan karbohidrat sebesar 94% komponen terbesar dari gula
pasir adalah sukrosa, apabila dipanaskan pada suhu tinggi akan berubah warna
dari warna putih kekuningan menjadi warna coklat tua. Perubahan warna tersebut
sebagai proses karamelisasi. Gula yang telah hampir mengalami karamelisasi
digunakan untuk memberi cita rasa pada dodol.
Gula pasir ditambahkan
kedalam adonan berfungsi sebagai bahan pemanis dan juga sebagai bahan pengawet,
selain itu juga gula pasir berperan dalam proses pencoklatan dodol. Gula pasir
yang digunakan diperoleh dari daerah Lampung dalam keadaan bersih, putih, dan
kering. Jika tidak ada persediaan dari Lampung maka gula pasir dibeli di pasar
garut. Kebutuhan produksi gula pasir berbeda-beda tiap jenis dodol yang
dihasilkan, untuk kebutuhan gula pada dodol rasa durian adalah sekitar 58 kg
per adonan. Gambar gula pasir dapat dilihat pada gambar 2.
|
Gambar 2. gula pasir
|
2. Bahan
Baku Penunjang
Bahan baku penunjang
yang digunakan dalam pembuatan dodol rasa durian yaitu air, lemak nabati,
mentega, minyak kelpa sawit, tepung terigu, selai durian, essence dan garam.
a. Air
Pada pembuatan dodol
dilakukan penambahan air. Air ditambahkan pada proses penggilingan beras ketan
basah, yaitu beras ketan direndam terlebih dahulu sebelum digiling. Air yang
ditambahkan dalam proses perendaman ini akan membantu memudahkan proses penggilingan
beras ketan metode basah dan proses pembuatan adonan. Air yang ditambhakan
kedalam penggilingan beras ketan basah yaitu 5 Liter.
Air juga ditambahkan
pada proses pemerasan kelapa menjadi santan untuk dijadikan mata ula. Air yang
digunakan pada proses pemerasan adalah air hangat. Hal ini dimaksudkan agar
santan yang dihasilkan pada proses pemerasan akan keluar dengan kualitas dan
kuantitas yang baik.
b. Lemak
Nabati
Lemak nabati adalah
lemak yang berwarna putih atau kuning yang terbuat dari sebagian besar lemak
sayuran. Lemak nabati jenis shortening ini digunakan sebagai pengganti lemak
hewani yang berwarna putih, karena murni terbuat dari lemak/minyak nabati dan
tidak mengandung air. Lemak nabati berfungsi untuk memberikan nilai gizi dan
kelezatan rasa
Lemak nabati yaang
ditambahkan kedalam adonan dodol bertujuan agar dodol tidak lengket, menambah
kalori, memberikan aroma serta dapat memperbaiki tekstur dari dodol. Lemak
nabati yang digunakan sebanyak 30 kg per adonan yang berasal dari bandung
c. Mentega
Mentega ditambahkan
sebagai pelumas dan pengempuk pada pembuatan dodol PICNIC. Kebutuhan meentega
setiap harinya sebanyak 0,3 kg tiap satu adonan. Mentega yang digunakan adalah
mentega “wyzman” yang diimpor dari New Zeland. Gambar mentega dapat dilihat
pada gambar 3.
|
Gambar 3. Mentega
|
d. Minyak
Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit
berfungsi sebagai pelumas dan membuat tekstur dari dodol menjadi mengkilat.
Penggunaan minyak juga bertujuan untuk menambah cita rasa dan memperbaiki
tekstur serta berfungsi sebagai penghantar panas. PT. Herlinah Cipta Pratama
menggunakan minyak kelapa sawit dengan merk dagang FILMA yang diperoleh dari
kota Garut. Perusahaan selalu menggunakan minyak goreng tersebut karena sudah
dianggap memenuhi standar dalam pembuatan dodol. Kebutuhan minyak goreng adalah
6 kg per adonan
e. Tepung
Terigu
Tepung terigu yang digunakan dalam proses
pembuatan dodol adalah jenis tepung terigu yang berasal dari gandum keras, yang
diperoleh dari Karya Timur Garut dengan merk dagang Tepung Cakra Kembar. Tepung
terigu yang digunakan sebagai pencampur tepung beras ketan basah dan tepung
beras ketan kering. Mutu tepung terigu ditentukan oleh kandungan glutennya.
Gluten merupakan protein yang tidak larut dalam air yang hanya terdapat pada
tepung terigu. Tepung terigu yang dibutuhkan adalah 2 kg per adonan.
f. Selai
Durian
Durian yang digunakan
untuk pembuatan selai durian adalah durian yang berasal dari Jakarta dalam
bentuk daging tanpa biji yang sudah dikemas. Selai durian dibuat sendiri oleh
pabrik dengan mencampurkan daging durian dengan gula yang dimasak dengan perbandingan
1 kg buah : 1,5 gula. Selai durian yang ditambahkan kedalam dodol adalah 10 kg
per adonan.
Durian yang dijadikan
selai dan ditambahkan kedalam adonan dodol ini bertujuan untuk memberikan rasa
pada dodol durian, selain itu kandungan gizi yang terkandung pada durian dapat
memberikan nilai tambah pada dodol durian. Selai durian dapat dilihat pada
gambar 4
|
Gambar
4. Selai Durian
|
g. Garam
Dapur
Garam dapur pada
pembuatan dodol berfungsi untuk mendapatkan keseimbangan rasa yang enak pada
dodol dan sebagai sember mineral. Garam yang digunakan adalah garam yodium yang
diperoleh dari agen di kota Garut. Garam
yang ditambhakan 0.75 kg per adonan, yang berfungsi untuk menambah cita rasa
pada dodol
h. Telur
Telur yang ditambahkan kedalam kedalam adonan
dodol berasal dari Garut dengan jumkah 1 kg per adonan. Telur yang ditambhakan
kedalam adonan berfungsi untuk memberikan cita asa terhadap dodol, mempermudah
proses pemasakan, dan untuk mendapatkan adonan yang homogen sempurna sehingga
didapatkan karakteristik dodol yang diinginkan.
i. Essence
Essence didefinisikan
sebagai zat yang memberikan rasa substansi lain, mengubah karakteristik zat
terlarut, menyebabkan produk menjadi manis, dan asam. Dalam proses pembuatan
dodol, essence dengan tujuan menguatkan rasa yang diinginkan pada produk dodol
PICNIC. Penggunaan essence digunakan untuk semua jenis dodol dengan ketentuan
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak melebihi batas penggunaan yang
seharusnya satiap satu kali pemasakan dodol.
3. Peralatan
produksi
Penggunaan peralatan dan
mesin bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses produksi
sehingga produktivitas dodol dapat berjalan dengan baik. Proses produksi harus
didukung oleh peralatan dengan baik. Proses produksi harus didukung oleh
peralatan dan mesin yang siap bekerja. PT. herlinah Cipta Pratama menggunakan
berbagai peralatan dan mesin-mesin yang dijalankan secara otomatis dan secara
manual untuk menunjang produktivitas dodol picnic
Peralatan dan mesin yang
digunakan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama dalam proses produksi dodol picnic
terbagi menjadi peralatan utama dan peralatan penunjang. Peralatan utama
diantaranya yaitu mesin penggiling beras ketan kering, mesin beras ketan basah,
ayakan, mesin mixer, mesin pemarut kelapa, mesin perajang kelapa, sentrifugal
separator, mesin pengaduk dodol, dan wajan pemasakan. Sementara peralatan
penunjang dalam produksi dodol yaitu ember, batang pengaduk, pisau pengiris
dodol, rak dorong, loyang, mesin codering, mesin packer, mesin pengemasan
sachet, mesin sealer, solder pengemas,rak pendingin, alat pengupas kelapa, roda
trayer, timbangan produk, peti penstabil, palet, kereta dorong, eshauster,
mesin perekat lakban dan termometer tembak
a. Mesin penggiling beras ketan kering
Mesin penggiling beras
ketan kering berfungsi untuk menggiling beras ketan sampai didapatkan tepung
beras ketan kering yang akan digunakan sebagaibahan baku utama dalam pembuatan
dodol picnic standar maupun dodol picnic spesial. Mesin penggiling beras ketan
kering berkapasitas 100 kg/jam dengan
prinsip kerja berdasarkan pada gesek antara dua buah piringan yang berputar
berlawan arah. Beras ketan yang akan digiling ditampung di bagian atas mesin dan
akan turun secara otomatis ke mesin penggiling melalui lubang yang ada. bagian
bawah mesin dilengkapi dengan kain yang berukuran panjang dengan kapasitas 10
kg yang berfungsi untuk menampung tepung beras kering yang selesai digiling.
Sedangkan dibagian atas mesin dilengkapi dengan kipas untuk menghilangkan gabah
dan debu yang ada pada beras ketan. PT. Herlinah Cipta Pratama memiliki 3 unit
mesin penggiling beras ketan kering. Gambar penggiling tepung beras ketan kering
dapat dilihat pada gambar 5.
|
Gambar
5. Mesin penggiling tepung beras ketan kering
|
b. Mesin
penggiling beras ketan basah.
Mesin penggiling beras
ketan basah berfungsi untuk menggiling beras ketan sampai didapatkan tepung
beras ketan basah. Mesin tersebut memiliki kapasitas 150 kg/jam dan bekerjaa
secara continue. Prinsip kerja dari mesin penggiling beras ketan basah yaitu berdasarkan
gaya gesek antara dua buah piringan yang berpuutar berlawanan arah. PT.
Herlinah Cipta Pratama memiliki 2 unit mesin penggiling beras ketan basah.
Gambar mesin penggiling beras ketan basah dapat dilihat pada gambar 6.
|
Gambar
6. Mesin Penggiling Tepung Beras Ketan Basah
|
c. Ayakan
Ayakan berfungsi untuk
mengayak tepung beras ketan basah maupun tepung beras ketan kering agar tepung
yang dihasilkan memiliki ukuran seragam dan lebih halus. Ayakan yang digunakan
untuk mengayak tepung beras ketan basah berukuran lebih besar dan memiliki
pegangan kayu, hal ini bertujuan untuk memudahkan penyaringan tepung beras
basah yang langsung keluar dari mesin penggiling beras ketan basah. Sedangkan
ayakan yang digunakan dalam penggilingan tepung beras ketan kering berukuran
lebih kecil dan terbuat dari plastik. Ayakan yang digunakan untuk mengayak
tepung beras ketan kering maupun tepung beras ketan basah merupakan ayakan
manual dan masing-masing digunakan oleh 1-3 orang pekerja. Gambar ayakan tepung
beras ketan basah dan kering dapat dilihat pada gambar 7.
|
Gambar 7. Ayakan Beras Ketan kering
|
d. Mesin
mixer
Mesin mixer digunakan
untuk mencampurkan tepung beras ketan basah dan tepung beras ketan kering yang
akan digunakan untuk pembuatan dodol picnic sehingga adonan tepung dapat
tercampur secara merata. Terdapat 1 unit mesin mixer yang ada di PT. Herlinah
Cipta Pratama yang dioperasikan oleh 1 orang karyawan bagian persiapan bahan
baku. Prinsip kerja mesin mixer yaitu berdasarkan perputaran bagian bawah pengaduk
pada porosnya. Kapasitas dari mesin ini adalah 40 kg/jam. Gambar mesin mixer
dapat dilihat pada gambar 8
|
Gambar
8. Mixer
|
e. Mesin
pemarut kelapa
Mesin pemarut kelapa
berfungsi memperkecil ukuran partikel kelapa dan memperluas permukaan daging
kelapa sehingga memudahkan dalam pemerasan air santan. Prinsip kerja mesin
pemarut kelapa yaitu berdasarkan gaya gesek
antara daging kelapa dengan dinding alat yang bergerigi sehingga daging
kelapa akan hancur. Mesin ini menggunakan tenaga listrik untuk pengoperasiannya
dan bekerja dengan sistem continue. Dengan kapasitas 150 kg/jam. Mesin pemarut
kelapa yang ada di PT. Herlinah Cipta Pratama ada 2 unit. Gambar mesin pemarut
kelapa dapat dilihat pada gambar 9
|
Gambar
9. Mesin Pemarut Kelapa
|
f. Mesin
perajang kelapa
Mesin perajang kelapa
berfungsi untuk mengaduk dan memperhalus kelapa yang sudah diparut sebelum
dilakukan pemerasan. Hal tersebut dilakukan agar santan yang dihasilkan
memiliki kualitas yang bagus . cara kerja mesin ini yaitu berdasarkan gesekan
antara kelapa dengan pisau padda mesin yang berputar. Mesin perajang kelapa ini
terbuat dari bahan besi siku dan stainless stell berbentuk silinder digerakkan
dengan tenaga mesin. Gambar mesin perajang kelapa dapat dilihat pada gambar 10.
|
Gambar 10. Mesin Perajang Kelapa
|
g. Mesin
sentrifugal separator
Mesin sentrifugal
separator berfungsi untuk memeras dan menyaring parutan kelapa dengan air
hangat sehingga ddiperoleh santan kelapa. Kapasitas dari mesin ini yaitu 20
kg/jam. Prinsip kerja mesin sentrifugal separator yaitu berdasarkan gaya
senttrifugal, cairan yang kerapatannya lebih tingi akan keluar melalui saringan
dan ampas kelapa akan tertahan pada saringan. Mesin sentrifugal separator ini
terdapat 2 unit. Garmbar sntrifugal
separator dapat dilihat pada gambar 11
|
Gambar 11. Mesin Sentrifugal Separator
|
h. Mesin
pengaduk dodol
Mesin pengaduk dodol
diguankan untuk proses pemasakan dodol. Penggunaan mesin ini lebih efektif dan
efisien sehingga dapat meningkatkan produksi dodol. Kapasitas mesin ini yaitu
150 kg per wajan pemasakan dodol. Bagian pengaduk yang kontak langsung dengan dodol
dapat dinaik-turunkan dengan pengaturan manual sehingga memudahkan karyawan
pemasakan dalam memproduksi dodol.prinsip kerja dari mesin pengaduk ini yaitu
berdasarkan adanya perpindahan pansa secara konduksi dari tungku pemanas ke
wajan pemasakan yang disertai proses pengadukan oleh pengaduk yang berputar
pada sumbunya. Mesin pengaduk dodol yang terdapat di PT. Herlinah Cipta Pratama
memiliki ada 16 unit. Jumlah tersebut sudah mampu memenuhi produksi dodol
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Gambar mesin pengaduk dodol dapat dilihat
pada gambar 12
|
Gambar
12. Mesin Pengaduk Dodol
|
4. Proses
pengolahan
Proses pengolahan
terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan bahan baku dimana disiapkan
bahan-bahan yang akan dibutuhkan pada saat proses pembuatan dodol, seperti
proses pembuatan mata ula, pembuatan tepung beras ketan, pembuatan adonan dan
pemasakan lemak. Tahap kedua merupakan proses pemasakan yang terdiri atas pemasakan
yang terdiri atas pemasakn I, pemasakan II, dan pemasakan III, dilanjutkan
dengan proses pencetakan dodol dalam loyang. Tahap ketiga yaitu proses
pendinginan yang dilanjutkan dengan proses pengecilan ukiran, pengemasan I,
karantina, pengemasan III, dan pengemasan III.
A. Persiapan
Bahan Baku
· Pembuatan mata ula
Proses
pembuatan mata ula dimulai dengan mengupas buah kelapa tua yang akan diambil
dagingnya , setelah itu daging kelapa yang sudah dipisahkan dari tempurung dan
air kelapa kemudian dibersihkan dengan cara menyemprotkan air hingga daging
kelapa bersih. Daging kelapa yang telah bersih kemudian diparut dengan menggunakan pemarut kelapa, dengan
maksud untuk memperbesar luas permukaan daging kelapa sehingga akan lebih
mempermudah proses perasan santan kelapa. Daging kelapa yang sudah diparut
kemudian ditimbang sesuai dengan ketentuan formulasi pemasakan dodol yaitu 25
kg kelapa parut untuk dodol spesial (dodol durian). Kelapa parut kemudian
dilakukan proses perajangan dengan menambahkan air kedalam alat perajangan
dengan perbandingan 1:2 bertujuan untuk menyamakan ukuran kelapa parut agar
memaksimalkan pemerasan. Kelapa parut hasil perajangan selanjutnya dibawa
menuju alat pemerasasan kelapa (centrifugal
separator), dimana pemerasan kelapa dilakukan dua kali. Perasan santan
pertama dialirkan melalui pipa menuju ruangan pemasakan mata ula dan disaring
terlebih dahulu, kemudian ditampung didalam wadah. Perasan santan kedua
dialirkan melalui pipa menuju keruangan mata ula kemudian disaring dan
ditampung kedalam wadah yang berbeda dengan perasan pertama yang akan dicampurkan kedalam adonan bubur beras
ketan. Proses pembuatan mata ula dapat dilihat pada gambar 13
|
Gambar 13. Mata Ula
|
Perasan
santan pertama kemudian digunakan untuk proses pembuatan mata ula. Mata ula
dibuat dari santan yang diperoleh dari hasil ekstraksi pertama pada pembuatan
santan. Santan kental tersebut dipanaskan pada wajan pada tungku burner
sehingga bakal minyak tampak keluar dan sebagian besar air menguap, beraroma
harum dan warna menjadi keabu-abuan. Pemanasan dilakukan pada suhu 1200 C
selama 30-45 menit. Pada pembuatan mata ula suhu harus selalu diperhatikan,,
suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan pinggiran wajan akan terbentuk
kerak hitam maka dari itu sekali-kali mata ula harus diaduk pada saat proses
pemasakan. Jika mata ula sudah hampir masak yaitu ditunjukan dengan tampak
berwarna abu-abu, terbentuknya gelembung air yang kecil, beraroma khas santan
dan bakal minyak sudah keluar, maka api segera dimatikan. Pembuatan mata ula
sebagai bahan baku bertujuan untuk mendapatkan aroma dodol yang khas dan
memperpanjang umur simpan dodol.
· Pembuatan
Adonan
Pembuatan
adonan diawali dengan proses penggilingan beras ketan menjadi tepung beras yang
halus, dimana proses penggilingan terdiri atas dua macam proses penggilingan
yaitu penggilingan basah dan penggilingan kering.
Tahap
pertama merupakan tahap penggilingan beras ketas kering dimana penggiling beras
ketan kering dilakukan diruangan terpisah dengan penggilingan beras ketan
basah. Beras ketan kering disortasi terlebih dahulu kemudian dimasukkan kedalam
alat penggilingan beras selama 10 menit sehingga keluar dalam bentuk tepung
beras ketan kering. Tepung beras kering hasil penggilingan kemudian diayak dan
dimasukkan kedalam karung untuk digunakan ke proses selanjutnya,
Tahap
kedua yaitu penggilingan beras ketan basah. Mula-mula beras ketan dicuci
terlebih dahulu kemudian dilakukan perendaman selama 24 jam. Kemudian dilakukan
penggilingan selama 10 menit menggunakan mesin penggiling tipe basah dengan
kecepatan 2000 rpm, sehingga dihasilkan tepung basah untuk proses pengolahan
selanjutnya.
Setelah
proses penggilingan tepung beras ketan kering dan basah, ditimbang terlebih
dahulu untuk proses pencampuran, dimana tepung beras ketan kering 25 kg, tepung
beras ketan basah 20 kg, air santan encer 15 kg, dan tepung terrigu 2 kg.
Kemudian dilakukan proses pembuatan adonan dengan mencampurkan tepung beras
ketan kering, tepung beras ketan basah, dan tepung terigu dalam alat mixing
selama 15 menit dengan kecepatan 1200 rpm sampaai adonan homogen.
· Proses
pemasakan lemak
Proses
pemasakan lemak dilakukan dengan memanaskan lemak nabati dan minyak secara
bersamaan diatas tungku dengan perbandingan 5 : 1 (lemak nabati : minyak )
sehingga didapatkan lemak masak cair. Lemak nabati yang digunakan sebesar 30 kg
dan minyak kelapa sawit 6 kg. Proses pemasakan lemak dilakukan selama 120 menit
dengan suhu 1000 C. Proses pelelehan lemak dapat dilihat pada gambar
14
|
Gambar
14. Proses Pembuatan Lemak
|
Lemak masak cair kemudian ditampung kedalam wadah untuk
dimasukkan kedalam proses pemasakan dodol
B. Proses
pemasakan
Proses
pemasakam dodol terdiri atas proses pemasakan I, pemasakan II, dan pemasakan
III yang diikuti dengan proses pencetakan dodol dalam loyang
· Proses
Pemasakan Tahap I
Proses pemasakan I
merupakan tahap pencampuran adonan, mata ula, dan garam halus. Proses pemasakan
I di awali dengan persiapan bahan-bahan yang akan dicampurkan seperti 40 kg
bubur adonan, 7 kg mata ula, dan 1 kg telur yang terlebih dahulu dicampurkan
didalam wadah kemudian pada saat pemasakan ditambahkan 0,75 kg garam. Proses
pemasakan tahap I dapat dilihat pada gambar 15.
|
Gambar
15. Pemasakan Tahap I
|
Selama
proses pencampuran berlangsung dilakukan proses pengadukan secara kontinyu pada
suhu 70-750 C dengan waktu 90-120 menit. Proses pemasakan dihentikan
setelah adonan memiliki warna adonan yang tampak mengkilat, berwarna keabuan,
lengket ditangan, dan terasa lembut di lidah. Untuk mengetahui apakah adonan
telah matang maka dilakukan pengujian organoleptik oleh mandor dibagian
pemasakan, yaitu dengan cara pengamatan, perabaan, menggunakan tangan, dan
pencicipan.
·
Proses Pemasakan Tahap II
Pada proses pemasakan tahap kedua adonan yang
sudah dimasakan pada proses pemasakan tahap I ditambahkan gula pasir sebesar 58
kg untuk dodol rasa durian. Pemasakan dilakukan pada suhu 1500C
dengan waktu 60-90 menit, kemudian diaduk hingga merata. Proses pemasakan tahap
kedua telah selesai apabila campuran buburan atau adonan masakan dan gula
tercampur merata, serta telah terbentukya dodol muda. Proses pemasakan taahap II
dapat dilihat pada gambar 16
|
Gambara
16. Proses Pemasakan Tahap II
|
Ciri-ciri
lainnya yaitu tekstur sudah mulai kenyal, berwarna coklat muda/karamel dan
tidak lengket ditangan. Proses pengujian dilakukan secara organoleptik dimana
karyawan menunjukkan dodol hasil pemaskan kedua kepada mandor. Selama proses
pemasakan II dilakukaan pengadukaan secara kontinyu sehingga keadaannya
betul-betul homogen dan juga untuk menghindari terjadinya gosong.
·
Proses Pemaksakan Tahap III
Pada proses pemasakan tahap ketiga
ditambahkan lemak cair, 10 kg selai durian, dan essence sebagai cita rasa.
Proses pemasaka ketiga dilakukan selama 30-45 menit pada suhu 1000 sampai
lemak cair dan selai durian tercampur merata dengan buburan. Pengujian tingkat
kematangan dilakukan dengan cara mengoleskan dodol pada loyang kemudian
didinginkan. Jika dodol sudah matang maka akan terbentuk dodol tua dengan tekstur
kenyal, tidak lengket di tangan, warna dodol lebih tua maka pengadukan
dihentikan dan api mulai dimatikan. Setalah itu ditambahkan margarin sebesar
0,3 kg dan dilakukan pengadukan selama 5-10 menit sampai tercampur merata dan
dodol siap untuk dicetak kedalam loyang. Proses pemasakan tahap III dapat
dilihat pada gambar 17
|
Gambar
17. Pemasakan Tahap III
|
Pengadukan
adonan setelah ditambahkan mentega dilakukan pada saat api telah dimatikan agar
mentega masuk kedalam pori-pori adonan karena jika dilakukan pada saat api
masih menyala margarin akan ikut menguap. Pengadukan dihentikan hingga terdapat
gelembung-gelembung udara padda proses pemasakan dodol dikatakan selesai bila
telah disetujui oleh mandor masak,
C. Proses
Peloyangan
Proses peloyangan
dilakukan setelah dodol dinyatakan matang oleh mandor, dodol diaduk secara
perlahan agara dodol cepat dingin, tidak lengket, tidak menempel, dan tidak
mengerak pada wajan bagian tengah. Suhu pengangkatan dodol perlu duperhatikan
pada saat proses pencetakan berlangsung, api sudah harus dipadamkan dan wajan sudah
cukup dingin yaitu sekitar 700 C kemudian dodol yang dingin diangkat
dan dimasukkan kedalam loyang dengan menggunakan pengaduk besar. Proses
peloyangan adonan dodol dapat dilihat pada gambar 18.
|
Gambar
18. Proses Peloyangan
|
Proses peloyangan
dilakukan dalam loyang plastik dengan tebal dodol kurang lebih 2 cm dengan
berat kurang lebih 3 kg per loyang. Satu wajan dodol akan menghasilkan 48
loyang. Setelah dodol selesai dicetak kemudian dilakukan penimbangan dan
melaporkan hasil penimbangan kepada petugas untuk mencatat berat dodol yang
sudah ditimbang. Proses penimbangan berat dodol dapat dilihat gambar 19
|
Gambar
19. Penimbangan Berat Dodol
|
D. Proses
Pendingian
Dodol yang sudah dicetak
dan ditimbang selanjutnya disimpan diatas rak penyimpanan selama 12 jam pada
suhu ruang yaitu 26-320 C dalam ruangan tertutup, sehingga kecil
kemungkinan terjadi kontaminasi dari luar. Ruangan pendinginan dodol
dilengkapai dengan tiga buat blowe yang berfungsi untuk mengeluarkan uap panas
dan penghisap udara panas. Pendinginann dilakukan agar dodol menghasilkan
tekstur yang kenyal dan sebagian air didalam dodol akan teruapkan sehingga
memudahkan dalam proses pengecilan ukuran dan pembungkusan, proses pendinginan
dodol berada di loyang yang dapat dilihat pada gambar 20
|
Gambar
20. Proses Pendinginan Dodol
|
Kapasitas ruang
pendingin tersebut adalah sekitar tiga ton, apabila lebih dari yang telah
ditentukan maka akan memperpendek umur simpan dodol dan dodol yang dihasilkan
akan bertekstur lembek.
E. Proses
Pengecilan Ukuran
Dodol yang telah
didinginkan selama 24 jam kemudian di cek dan apabila telah mencapai tekstur
yang optimal, dodol diangkut keruang pengirisan untuk dilakukan proses
pengecilan ukuran. Proses pengecilan ukuran dilakukan secara menual dengan
menggunakan pisau diatas meja pemotongan. Ukuran dodol durian yang diiris
mempunyai ukuran 6 x 2,5 x 1,2 cm untuk kemasan gift ukuran besar dan ukuran kecil. Proses pengecilan ukuran dodol
dapat dilihat pada gambar 21
|
Gambar
21. Proses Pengecilan Dodol
|
F. Proses
Pengemasan I
Dodol yang telah diiris
atau dipotong dibungkus dengan kemasan primer menggunakan kertas wax paper brown (kertas wax). Dodol
durian merupakan dodol jenis spesial sehingga kertas wax paper brown digunakan memiliki ukuran 9 x 8 cm. Proses pengemasan
ini dilakukan secara manual yang dikerjakan oleh banyak karyawan. Proses
pengemasan primer dodol durian dapat dilihat pada gambar 22.
|
Gambar
22. Pengemasan Primer
|
G. Karantina
Dodol yang telah dikemas
dengan menggunakan kemasan primer selanjutnya disusun kedalam peti kayu
berventilasi. Karantina dodol dilakukan selama 12-13 jam pada suhu 270C.
Perlakuan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keadaan dodol yang sangat
stabil, seragam dalam bentuk,dan untuk mendapatkan bentuk permukaan bagian luar
dodol sedikit mengeras, sehingga dodol yang akan dikemas lebih lanjut mempunyai
bentuk yang baik, tidak lembek. Proses karantina dodol sudah dikemas primer
dapat dilihat pada gambar 23.
|
Gambar
23. Proses Karantina
|
H. Proses
Pengemasan II
Dodol yang telah
dibungkus dengan kemasan primer da dikarntina kemudian dikemas lagi dengan
menggunakan dua jenis kemasan sekunder yaitu kemasan multifek dan kemasan
metalized film. Kemasan multifek memiliki ukuran 11cm x 3 cm. Kemasan metalixed
film dengan ukuran 8,5 cm x 2,8 cm x 20 cm untuk kemasan besar dan 5,5 cm x 2
cm x 11,5 cm untuk ukuran kecil. Pengeemasan dodol yang berbeeda tersebut
dikarenakan jenis dodol rasa durian ini termasuk kedalam dodol spesial. Proses
pengemasann sekunder dodol durian dapat dilihat pda gambar 24.
|
Gambar
24. Proses Pengemasan Sekunder
|
Pengemasan selanjutnya
merupakan proses pengemasan dodol ddengan menggunakan kemasan folding carton
untuk kemasan metalized film yang terbagi menjadi kemasan besar dengan jumalah
12 pcs dodol dan kemasan kecil dengan jumlah 6 pcs dodol. Proses pengemasan
dodol dengan folding cartoon dapat dilihat pada gambar 25
|
Gambar
25. Proses Pengemasan folding cartoon
|
Proses pengemasan dengan menggunakan folding carton
dilakukan secara manual kemudian bagian tutup kemasan direkatkan dengan
menggunakan solatip
Untuk dodol yang dikemas
dengan menggunakan kemasan multiflek kemudian dikemas dengan menggunakan
plastik polipropilen, yang dibagi menjadi ukuran besar dengan jumlah 32 suchet
dan ukuran kecil dengan jumlah 16 suchet.
Dodol yang sudah dikemas
dengan menggunakan kemasan yaitu PP, selanjutnya dikemas dengan menggunakan
kemasan untk gift I yang terbuat dari foding carton. Kemasan gift I dari dodol
spesal durian dapat dilihat pada gambar 26
|
Gambar
26. Pengemasan dodol gift I
|
Dodol yang telah dikemas
dengan menggunkan kemasan yang terbuat dari folding carton selanjutnya dikemas
keembali kedalam kemasan folding carton dengan bentuk kemasan berbeda, jenis
kemasan ini termauk kedalam kemasan gift II dibagi menjadi kemasan besar dan
kecil sama yaitu folding carton dengan ukuran besar dan kecil. Proses
pengemasan dodol gift II dapat dilihat digambar 27
|
Gambar
27. Pengemasan Dodol Gift II
|
I. Proses
Pengemasan III
Dodol yang sudah dikemas
kedalm masing-masing kemasan kemudian dikemas dengan menggunakan kemasan HDPE
terlebih dahulu lalu dikemas kembali menggunakan corrugated eibreboard sungle
tipe flute C untuk didistribusikan, pengemasan ini dilakukan secara manual oleh
karyawan. Proses pengemasan dengan menggunkan kemasan kardus dapat dilihat pada
gambar 28
|
Gambar
28. Kemasan Kardus
|
Dodol yang sudah dikemas dengan menggunakan dus kemudian
dikemas kembali dengan menggunakan peti kayu untuk didistribusikan keluar pulau
jawa. Peti kayu dibuat di PT. Herlinah Cipta Prataa dengan menggunakan kayu
yang berasan dari Tasikmalaya.
D. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh
berbagai faktor tersebut addalah masing-masing individu maupun kelompok
menddapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas
Pemasaran harus dimulai dengan kebutuhan calon pelanggan bukan dengan
proses produksi. Pemasaran haruus mencoba untuk mengantisipasi kebutuhan.
Kemudian pemasaran, alih-alih produksi, harus menentukan barang dan jasa yang
akan dikembangkan termasuk keputusan mengenai desain produk dan kemasannya.
Pemasaran tidak hanya mengenai penjualan, pemasangan iklan, atau
memajang produk di etalase saja, pemasaran merupakan suatu proses yang utuh
tentang kemampuan menawarkan barang atau jasa yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan lokasi yang tepat pula. Kondisi tersebut akan memberikan keuntungan
bagi kedua belah pihak. Konsumen akan memperoleh barang atau jasa sesuai
kebutuhan dan keinginannya, sedangkan produsen akan memperoleh keuntungan dan
barang/jasa yang dijualnya.
Kondisi persaingan pasar produk dodol garut yang semakin ketat menuntut
perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk tersebut harus mampu menggunakan
strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan.
Wilayah pemasaran dodol picnic adalah seluruh pasar domestik (pasar
nasional) meliputi pulau Jawa, Baki, Sematera, dan beberapa daerah di
Kalimantan dan Sulawesi. Dodol picnic pernah di ekspor ke luar negeri seperti
malaysia namun melalui agen distributor yang berlokasi di batam. Namun, 7 tahun
terakhir sudah tidak dilakukan lagi.
Sistem pemasaran yang digunakan oleh PT Herlinah Cipta Pratama yaitu
sistem service arena dimana penerapan sistem dilakukan dengan cara seluruh
barang atau produk dikirimkan dari pabrik (sesuaai pesanan)kepada distributor
dan agen untuk dipasarkan, dikelola, dan diatur sistem pendistribusiannya.
Produk dodol picnic didistribusikan dengan menggunakan empat tingkat
saluran pemasaran yaitu produsen , agen, pengecer, dan konsumen. Apabila pasar
tidak terjangkau oleh agen, maka perusahaan menggunakan tiga tingat saluran
pemasaran yaitu produsen, pengecer, dan konsumen, untuk memperlancar dan
memudahkan distribusi produk, perusahaan menempatkan beberapa agen di beberapa
daerah dipulau jawa, bali, dan sumatera. Di pulau jawa terdapat tiga
koordinator pemasaran yaitu di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Pendistribusian ke Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi dilakukan oleh agen yang
berada di Surabaya.
PT Herlinah Cipta Pratama melakukan pemasaran pertama kali ke Surabaya,
pesatnya perkembanganan pemasaran mengakibatkan luasnya jaringan pemasaran dari
tahun ke tahun. Untuk mempertahankan pemasaraannya yang dilakukan oleh
perusahaan adalah mengirimkan langsung dodol yang baru diproduksi, penyimpanan
dodol yang akan dipasarkan paling lama disimpan dalam gudang penyimpanan selama
2 minggu. PT Herlinah Cipta Pratama setiap harinya menerima pesanan paling banyak
200 dus disetiap tokonya, permintaan yang paling banyak laku dipasaran adalah
dus ukuran standar dimana dus tersebut telah berisi aneka dodol aneka rasa spesial
seperti rasa coklat, susu, dan wijen, kurma, mocca, jahe. Untuk dodol aneka
rasa buah spesial hanya sebagai pelengkap saja.
Kelancaran transportasi hasil produksi dodol picnic ini, bergantung
terhadap keadaan serta kesiapan bidang teknik transportasi, oleh karena ity
bidang teknik transportasi harus berusaha memelihara kondisi alat transportasi
agar selalu siap dipakai. Perusahaan PT. Herlinah Cipta Pratama ini memiliki 4
unit mobil box, 2 unit truk dan 1 unit mobil kijang. Perawatan kendaran
dilakukan 1 bulan sekali dan untuk perawatan mbil kecil dilakukan perusahaan,
sedangkan untuuk perawatan besar dilakukan dibengkel Dahana Motor Papandayan,
yang berlokasi di jalan Papandayan, Garut Jawa Barat.
Merencanakan strategi pemasaran yang tepat untuk menarik minat konsumen
pada usaha kecil masih sangatlah sulit. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mengembangkan usaha kecil tentunya dengan fokus pada strategi pemasaran.
Dengan terbatasnya anggaran anggaran marketing yang dimiliki usaha kecil, bukan
berarti menjadikan usaha kecil kalah dengan usaha skala besar. Untuk itu
harus lebih kreatif dengan anggaran
biaya yang minim untuk menghasilkan strategi pemasaran yang tepat. Berikut
beberapa strategi yang dilakukan PT Herlinah Cipta Pratama melakukan
pemasarannya yaitu :
a. Bekerja
sama dengan perusahaan atau menempatkan produk di tempat pusat oleh-oleh
b. Mencoba
menawarkan produk ke masyarakat dengan memberikan potongan harga
c. Memperkenalkan
produk melalui media sosial
d. Mengikuti
semua kegiatan pameran yang ada
e. Mencari
sponsor untuk mengiklankan produk
f. Mengikuti
even seperti acara yang diadakan oleh dinas pariwisata dan budaya
E. Analisis
Usaha
1. Analisis
Usaha Dodol Durian
Bisnis dodol durian
perlu melakukan perhitungan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan pada
saat menjalankan usaha dodol, berikut analisa usaha yang terdapat pada peluang
bisnis dodol durian
Tabel 4. Asumsi Penggunaan Alat
Asumsi
|
a.
Masa
penggunaan pada mesin pengaduk dodol selama waktu 5 tahun
b.
Masa
penggunaan pada mesin pemarut kelapa selama 5 tahun
c.
Masa
penggunan mesin perajang kelapa selama 5 tahun
d.
Masa
penggunaan mesin penyaring selama 5 tahun
e.
Masa
penggunaan ayakan selama 1 tahun
f.
Masa
penggunaan mixcer selama 5 tahun
g.
Masa
penggunaan loyang selama 5 tahun
h.
Masa
penggunaan pisau selama 1 tahun
i.
Masa
penggunaan peti karantina selama 5 tahun
j.
Masa
penggunaan timbangan bahan baku selama 5 tahun
k.
Masa
penggunaan timbangan kapsita 1 kg selama 5 tahun
|
Biaya
Peralatan
Peralatan adalah suatu alat ataupun bisa
berbentuk tempat yang gunanya adalah untuk mendukung berjalannya pekerjaan.
Berikut biaya peralatan yang digunakan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama yaitu
Tabel 5 : Biaya Peralatan
Peralatan
|
Harga
|
mesin
pengaduk dodol
|
40.000.000
|
mesin
pemarut kelapa
|
6.500.000
|
mesin
perajang kelapa
|
5.500.000
|
Mesin
mixer
|
6.000.000
|
Ayakan
|
9.000
|
Loyang
|
20.000
|
Pisau
|
10.000
|
Peti
karantina
|
50.000
|
Timbangan
bahan baku 1000 kg
|
2.000.000
|
Timbangankapsita
1 kg
|
200.000
|
Peralatan
tambahan
|
100.000
|
Total
biaya
|
64.289.004
|
Biaya
Operasional
Biaya operasional merupakan bentuk
pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok yang berupa biaya penjualan
untuk memperoleh pendapat. Berikut adalah biaya operasional yang diperoleh dari
PT. Herlinah Cipta Pratama
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak bervariasi
dengan perubahan kuantitas unit produksi.
Tabel 6. Biaya tetap
Biaya
tetap
Nilai
|
Penyusutan
mesin pengaduk dodol 1/60x40.000.000 Rp. 666.666
Penyusutan
mesin pemarut kelapa1/60x6.500.000 Rp. 108.333
Penyusutan
mesin perajang kelapa1/60x5.500.000 Rp. 91.666
Penyusutan
mesin penyaring 1/60x4.000.000 Rp. 66.666
Penyusutan
mesin mixcer 1/60x6.000.000 Rp. 100.000
Penyusutan
ayakan 2/12x9.000
Rp. 1.500
Penyusutan
loyang48/60x20.000
Rp. 16.000
Penyusutan
pisau 2/12x 10.000
Rp.
1.666
Penyusutan
peti karantina 50/60x50.000 Rp. 41. 666
Penyusutan
timbangan bahan baku 1000 kg 1/60x2.000.000 Rp. 33.333
Penyusutan
timbangan kapsita 1 kg 3/60x 200.000 Rp. 10.000
Total
biaya tetap
Rp. 1. 047. 496
|
Biaya
Variable
Biaya variable merupakan biaya yang berubah
secara proposional dengan kuantitas volume produksi atau penjualan. Jika
kuantitas produksi naik / bertambah maka biaya varibale akan ikut bertambah
sebesar perubahan kuantitas dikalikan biaya variable per satuan
Tabel 7. Biaya Variable
Bahan
|
Jumlah
|
Volume
|
Harga
|
Total
|
beras ketan
|
40
|
Kg
|
14.000
|
560000
|
gula pasir
|
58
|
Kg
|
12.000
|
696000
|
kelapa parut
|
25
|
Kg
|
15.000
|
375000
|
Garam
|
0,75
|
Kg
|
10.000
|
7500
|
lemak shortening
|
30
|
Kg
|
50.000
|
1500000
|
minyak goring
|
6
|
Kg
|
12.000
|
72000
|
Terigu
|
2
|
Kg
|
8.000
|
16000
|
selai buah durian
|
10
|
Kg
|
75.000
|
750000
|
pewarna makanan
|
0,75
|
Kg
|
100.000
|
75000
|
Telur
|
1
|
Kg
|
24.000
|
24000
|
kayu bakar
|
1
|
Kubik
|
200.000
|
200000
|
kertas lilin
|
4800
|
Lembar
|
50
|
240000
|
kotak kemasan
|
480
|
Kotak
|
1.000
|
480000
|
plastik aluminium
|
480
|
Lembar
|
100
|
48000
|
kardus kemasan tersier
|
24
|
|
2.000
|
48000
|
lakban kecil
|
2
|
|
5.000
|
10000
|
lakban besar
|
1
|
|
10.000
|
10000
|
biaya air
|
|
|
120.000
|
120.000
|
biaya listrik
|
|
|
300.000
|
300.000
|
total biaya variabel perhari
|
5.531.500
|
|||
|
Output/pemasukan
1.
Penerimaan
TR =
PXQ
Total
Penerimaan = Harga Dodol x Produk yang Terjual
Total
Penerimaan = 17.000 x 500 dus
Total Penerimaan = Rp. 8.500.000
2.
Keuntungan
Keuntungan yang didapatkan berdasarkan perhitungan dalam usaha
pengolahan dodol adalah sebagai berikut :
I =
TR – TC
Pendapatan
= Total Penerimaan – Total Biaya
Pendapatan
= Rp. 8.500.000 – Rp. 5.531.500
Pendapatan = Rp. 2.968.500
Jadi keuntungan yang didapatkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama yaitu
Rp. 2.968.000 per harinya
3.
Analisis R/C Rasio
R/C
Rasio = Penerimaan / Total Biaya Keseluruhan
R/C
Rasio = Rp. 8.500.000 / 6.578.996
R/C Rasio = 1, 2
Dengan telah dilakukannya
perhitungan analisis pengolahan dodol maka dapat dikatakan sangat layak untuk
dijalankan karena R/C rasio lebih besar dari satu (>1) dan dapat dikatakan
juga usaha tersebut sangat menguntungkan yaitu sebesar 1,2 dengan artian 1 maka
akan menghasilkan 1,2 yang mana keuntungannya adalah 0,2
4.
Analisis B/C Rasio
Benefit : Total Cost
= Rp.
2.968.500 : 5.531.500
=
0,53
Angka B/C Rasio sebesar 0,53 memiliki arti bahwa usaha pengolahan dodol
di PT. Herlinah Cipta Pratama ini akan memiliki manfaat sebanyak 0,53 kali
lipat
5.
Break Even Point (BEP)
BEP Produksi
Biaya
Tetap / ( Harga Jual – Biaya Variable / Hasil Penjualan )
= Rp.
1. 047. 496 / Rp. 17.000 - 5.531.500
/ Rp. 8.500.000
= Rp.
1.047.496 / Rp. 16.999.35
=61
BEP (
Dalam Unit ) 61 dus < 500 dus,
sehingga dapat dikatakan bahwa usaha di PT. Herlinah Cipta Pratama tidak
mengalami kerugian
BEP Harga
Biaya
Tetap / ( 1 – Biaya Variable / Hasil Penjualan )
= Rp.
1.047.496 / ( 1 - 5.531.500 / Rp. 8.500.000)
= Rp.
1.047.496 / ( 1 – 0,65)
= Rp.
1.047.496 / ( 0, 35 )
= Rp.
2. 992.845
BEP (
Dalam Rp) Rp. 2. 992.845 < Rp. 8.500.000, Sehingga dapat dikatakan bahwa
usaha di PT Herlinah Cipta Pratama ini tidak mengalami kerugian
6.
Lama Balik Modal
Total Biaya Tetap / Pendapatan
= 64.389.000 / Rp. 2.968.500
= 1
Bulan
V.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktik kerja lapangan mengenai pengolahan dan pemasaran dodol di PT.
Herlinah Cipta Pratama, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.
PT. Herlinah Cipta Pratama adalah perusahaan
yang bergeraak pada industri makanan dan perdagangan umum yang didirikan oleh
H. Inton Damiri pada tahun 1949 dikota Garut, Jawa Barat. Saat ini lokasi
perusahaan terletak di Jl Paasundan No. 102, Kecamatan Garut, Kabupaten Garut.
Lokasi ddari perusahaan ini sangat strategis karena dekat dengan penyediaan
bahan baku dan sarana penjunjang produksi. Komoditi yang dihasilkan merupakan
produk khas Garut, yaitu dodol dengan merk dagang Picnic.
2.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
produk dodol Picnic diperoleh dari berbagai tempat yang dinilai mempunyai
kualitas baik sesuai dengan standar bahan baku untuk perusahaan, sehingga
kualitas dari prodyk akhirr dapat terjaga. Proses pengolahan berdasarkan
formula yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dengn tujuan agar memperoleh
keragaman nilai organoleptik dan kekhasan sebagai produk yang dibuat oleh PT.
Herlinah Cipta Pratama
3.
Proses pengolahan dodol dibagi menjadi
beberapa tahapan diantaranya adalah pembuatan adoonan yang terdiri dari
campuran tepung beras ketan basah dan kering, pemasakan mata ula, pelelehan
lemak, pemasakan I, pemasakan II, pemasakan III, pencetakan, pendinginan,
pengecilan ukuran, pengemasan primer, pengemasan sekunder, dan pengemasan
tersier.
4. Produk
dodol yang dihasilkan oleh PT. Herlinah Cipta Pratama diantaranya adalah dodol
aneka rasa spesial ( coklat, wijen, susu,
kurma, jahe, dan mocca) dodol aneka buah spesial (durian, jambu, strawberry, blueberry, cocopandan, dan nanas . setiap
dodol yang dihasilkan memiliki waktu kadaluarsa selama lima bulan
5. Pemasaran
yang diterapkan oleh perusahaan PT. Herlinah Cipta Pratama yaitu melalui agen
atau distributor yang tersebar diberbagai daerah di dalam negeri
6. Kemasan
yang digunakan pada produk dodol picnc spesial berbahan dasar kertas dan
plastik. Bahan dasar kertas digunakan pada kemasan wax paper brown, folding carton, dan single wall corrugated board tipe flute C. Bahan dasar plastik digunakan
pada kemasan multilayer film dan
multilayer fleksibel.
B.
Saran
Saran
yang dapat penyusun berikn untuk perusahaan yaitu :
1. Para
pekerja harus selalu mengenakan perlengkapann kerja (masker, hairmet, celemek,
sepatu khusus) ketikan melakukan proses pengolahan dari awal sampai selesai,
khususnya pengolahan dalam hal yang menyangkut dengan sanitasi produk
2. Kebersihan
mesin dan peralatan yang digunakan lebih diperhatikan lagi agar kualitann dodol
tetap terjaga
3. Mesin
yang digunakan untuk packaging sebaiknya di perbaiki sekali sebulan, untuk
menghindari terjadinya kerusakan yang terjadi pada mesin
4. Pengontrolan
suhu pada proses produksi lebih diperhatikan lagi agar dodol yang dihasilkan
memiliki kualitas yang baik sesuaai dengan standdar perusahaan
5. Untuk
pekerja sebaiknya lebih mengetahui takaran bahan yang akan digunakan dalam memp
DAFTAR
PUSTAKA
Agrowindo,(2015).peluang
usaha dodol durian dan peluang usahanya
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-dodol-durian-dan-analisa-usahanya.htm.
Diakses 12 juni 2019
Bandel bebi,(2011). laporan praktikum pengolahan
pangan
Maulida Afina.
2017. Teknologi pengolahan dan manajemen pemasaran industri dodol garut. Purwokerto.
Universitaas Jenderal Soedirman
Nuraini,
fibra(2015). Analisis Finansial dan Sensitivitas Usaha Kecil Menengah
dodol durian
Sahifa,
fathiya luthfanni. 2017. Divisi Dodol Aneka Rasa Buah Dodol Spesial Rasa
Durian. Bandung. Universitas Pasundan
Shadily, Hassan (2012). Ensiklopedi Umum.Yogyakarta
Suhartina,tina (2018). proposal pemasaran dodol.
Diakses pada tanggal 13 juni 2019
Utami,syifa (2015). Pertanian dikabupaten Garut
http://repository.upi.edu/21476/4/S_GEO_1100954_Chapter1.pdf .
diakses 7 juni 2019
vingga,
(2019), klasifikasi tanaman kakao
LEMBAR KEGIATAN
|
|
|
Komentar
Posting Komentar